Jurus Dicinta Allah Dalam Khutbah Jumat Masjid Al-Irsyad

 Cerpen Serial Anak Ajaib, Selalu ditolong Allah 

Jumat siang itu, 2 hari sebelum libur Nasional Maulid Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wasallam, suasana di Masjid Al-Irsyad Surabaya terasa khusyuk. Rian, Dika, dan Farel sudah berada di masjid sejak usai pelajaran terakhir. Mereka bertiga memang tidak pulang ke rumah seperti biasanya karena ingin langsung menunaikan sholat Jumat di masjid sekolah. Hari itu, mereka sudah membawa gamis yang rapi dari rumah, siap untuk sholat bersama teman-teman dan para ustadz.

“Alhamdulillah, kita sudah siap, ya?” ujar Farel dengan penuh semangat.

Rian tersenyum, mengangguk. “Iya, lebih enak begini. Setelah sekolah, kita langsung ibadah. Jadi nggak ribet pulang dulu.”

Setelah melaksanakan sholat sunnah tahiyatul masjid, mereka duduk di dalam masjid, menunggu dimulainya khutbah. Ustadz Isa Sholeh Kuddeh, yang dikenal sebagai khatib yang inspiratif, naik ke mimbar tak lama setelah azan dikumandangkan. Wajahnya yang tenang dan suaranya yang khas membuat suasana masjid menjadi semakin hening.

Ustadz Isa memulai khutbah dengan memuji Allah dan bershalawat kepada Nabi Muhammad shalallahu 'alayhi wa sallam. Setelah itu, ia membacakan sebuah ayat yang menjadi inti dari khutbahnya hari itu:

"Qul in kuntum tuhibbūna Allāha fattabi'ūnī yuḥbibkumu Allāhu wa yaghfir lakum dhunūbakum. Wallāhu ghafūrun raḥīm." (QS. Ali Imran: 31)

"Katakanlah: Jika kamu benar-benar mencintai Allah, maka ikutilah aku (Nabi Muhammad shalallahu 'alayhi wa sallam), niscaya Allah akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

Rian, Dika, dan Farel duduk dengan tenang, mendengarkan dengan penuh perhatian. Ustadz Isa menjelaskan bahwa ayat ini mengajarkan kita tentang hubungan antara cinta kepada Allah dan pentingnya meneladani Rasulullah shalallahu 'alayhi wa sallam.

"Saudara-saudaraku sekalian," lanjut Ustadz Isa, "Tidak cukup kita mengatakan bahwa kita mencintai Allah subhanahu wa ta'ala hanya dengan lisan. Cinta kepada Allah harus dibuktikan dengan amal, dan cara terbaik untuk membuktikannya adalah dengan mengikuti ajaran Rasulullah shalallahu 'alayhi wa sallam dalam segala aspek kehidupan kita."

Dalam hati, Rian teringat pelajaran Aqidah Akhlaq yang baru-baru ini mereka dapatkan dari Ustadz Mohammad di kelas. Pelajaran tentang mengikuti dan mencintai Nabi dalam akhlak sehari-hari, tentang pentingnya sholat, kejujuran, dan kesabaran.

“Kalau kita ingin dicintai oleh Allah, kita harus benar-benar mengikuti apa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad shalallahu 'alayhi wa sallam. Sholat dengan benar, bersikap baik kepada orang tua, jujur dalam setiap perkataan, dan senantiasa berbuat baik kepada sesama,” tegas Ustadz Isa.

"Kita mencintai Allah wajar, karena semua nikmat kita berasal dari Allah, tapi saat ini kita sedang diajari agar kita dicintai oleh Allah Ta'ala Pencipta alam semesta beserta seluruh isinya, maka apalagi yang bisa mengalahkan cinta Allah." Imbuh ustadz Isa dalam khutbahnya.

Ustadz Isa juga menekankan pentingnya menjadikan sholat sebagai salah satu bentuk cinta kita kepada Allah. "Sholat bukan hanya rutinitas harian. Sholat adalah bentuk komunikasi kita dengan Allah. Ketika kita sholat dengan penuh khusyuk, itu adalah salah satu bukti cinta kita kepada Allah dan keinginan kita untuk mengikuti ajaran Rasulullah shalallahu 'alayhi wa sallam."

Setelah khutbah selesai, para jamaah berdiri untuk melaksanakan sholat Jumat. Rian, Dika, dan Farel mengikuti dengan khusyuk, merasa lebih terinspirasi setelah mendengarkan khutbah tersebut.

Selesai sholat, mereka bertiga berkumpul di tangga masjid sambil mengenakan kembali sepatu mereka.

“Aku suka banget dengan khutbah tadi,” kata Dika sambil tersenyum. “Rasanya, kita benar-benar diajarkan untuk lebih serius dalam mengikuti sunnah Nabi Muhammad shalallahu 'alayhi wa sallam.”

“Iya,” sahut Rian, “Kita harus selalu ingat, kalau kita benar-benar ingin dicintai Allah, kita harus terus mengikuti Rasulullah shalallahu 'alayhi wa sallam. Sholat, akhlak, dan semuanya.”

Farel, yang biasanya paling kalem, ikut tersenyum. “Aku rasa, mulai hari ini, aku ingin lebih memperbaiki sholatku. Biar nggak asal-asalan. Kalau kita mengikuti Nabi dengan benar, Allah pasti mencintai kita, kalau Allah sudah mencintai kita pastilah pertolongan Allah selalu kita dapatkan.” 

Mereka bertiga kemudian berjalan keluar dari masjid dengan langkah ringan. Hari itu bukan hanya sholat Jumat biasa bagi mereka. Materi khutbah yang disampaikan Ustadz Isa benar-benar memberikan pelajaran penting dalam kehidupan mereka sebagai murid yang terus belajar, bukan hanya tentang ilmu dunia, tapi juga tentang bagaimana menjalani hidup yang penuh dengan cinta kepada Allah subhanahu wa ta'ala melalui meneladani Nabi Muhammad shalallahu 'alayhi wa sallam.


Abu SaRach 


Telah hadir E-book Berkualitas :

Sekolah Anak Ajaib 

BURUAN MUMPUNG  PROMO HARGA PREE ORDER..!!!

KLIK ⤵️

https://bit.ly/E-Book_SekolahAnakAjaib


Komentar