Fakhri Aulia Ahnan dan Alzilal Akhbar Novrianto adalah dua santri hebat kafilah Surabaya yang mengikuti lomba tilawah putra dan Cerdas Cermat Al-Qur'an (CCQ) tingkat TQA (Ta'limul Qur'an Lil Aulad) atau setingkat SMP dalam ajang Festival Anak Sholeh Indonesia (FASI) XII tingkat Jawa Timur yang diadakan di Jember pada 28-30 Juni 2024. Dengan persiapan matang, doa yang tak henti-henti, dan kerja keras yang luar biasa, Fakhri dan Zilal melangkah ke panggung festival dengan penuh keyakinan akan pertolongan Allah Ta'ala.
Namun, meskipun segala upaya terbaik telah dikerahkan, Fakhri dan Zilal tidak berhasil meraih kemenangan dalam kompetisi tersebut. Hal ini mengundang Mohammad Muhajir, ST selaku ketua kafilah Surabaya untuk mengajak refleksi dan tetap menyemangati kedua santri kafilahnya di sela-sela menanti saat penutupan dan pengumuman kejuaraan kala itu. Muhajir mengajak mereka berdua dan beberapa santri putra lainnya sepulang sholat berjamaah Shubuh di masjid Baitul Amien baru, tentang di mana sebenarnya letak pertolongan Allah Ta'ala ketika semua usaha telah dilakukan, doa telah dipanjatkan, dan keyakinan sudah sepenuhnya diletakkan pada-Nya.
Pertama-tama, penting untuk memahami bahwa pertolongan Allah Ta'ala tidak selalu datang dalam bentuk yang kita harapkan. Terkadang, Allah memiliki rencana yang lebih baik dan lebih besar daripada yang kita bayangkan. Kegagalan Fakhri dan Zilal dalam kompetisi FASI ini mungkin adalah cara Allah untuk mengajarkannya tentang kesabaran, ketekunan, dan keikhlasan dalam menerima segala ketetapan-Nya.
Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman, "Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 216). Ayat ini mengingatkan kita bahwa apa yang tampak sebagai kegagalan mungkin sebenarnya adalah bentuk pertolongan dan kebaikan dari Allah yang belum kita pahami sepenuhnya.
Mereka berdua juga belajar bahwa pertolongan Allah bisa datang dalam bentuk pelajaran berharga yang memperkuat karakter dan iman. Melalui pengalaman ini, mereka mendapatkan kesempatan untuk merenungkan kembali niat dan tujuannya dalam belajar dan menghafal Al-Qur'an. Pertolongan Allah bisa berupa hidayah untuk lebih memperdalam ilmu yang dipelajari, memperbaiki diri, ukhuwah silaturahmi dan memperkuat hubungan dengan-Nya.
Lebih jauh lagi, dukungan dan cinta dari keluarga, teman, dan para official adalah bentuk nyata dari pertolongan Allah. Mereka memberikan semangat, nasihat, dan doa yang tidak ternilai harganya. Kehadiran mereka di sisi mereka selama masa persiapan dan setelah kompetisi adalah bukti bahwa Allah tidak pernah meninggalkan hamba-Nya sendirian.
Maka dari itu, meskipun Fakhri dan Zilal tidak memenangkan lomba tilawah dan CCQ, mereka telah memenangkan sesuatu yang jauh lebih berharga : pemahaman yang lebih dalam tentang makna ikhlas, kesabaran, dan tawakal. Pertolongan Allah selalu ada, bahkan dalam bentuk yang tidak kita duga. Semoga pengalaman ini menjadi bekal berharga bagi Fakhri dan Zilal untuk terus berusaha dan berdoa, dengan keyakinan bahwa Allah selalu memiliki rencana terbaik untuk hamba-hamba-Nya.
Abu SaRach
Komentar
Posting Komentar