ANAK AKADEMIS BUKAN SEGALANYA

Pentingnya Menyeimbangkan Akademis dan Non Akademis


Pentingnya Menyeimbangkan Akademis dan Non Akademis

Rangking nilai di kelas biasanya jadi tolok ukur segalanya terhadap kemampuan siswa. Setidaknya itu yang saya amati di sekolah saya. Anak Akademis mungkin lebih tepatnya saya mengistilahkan anak-anak langganan rangking kelas ini. Mereka seolah menjadi langganan untuk mengikuti berbagai kegiatan.
Seringkali untuk menentukan seorang anak yang dipercaya sebagai petugas atau wakil dari semua teman-temannya yang lain dalam berbagai kegiatan di internal sekolah maupun di luar sekolah. Mulai dari kegiatan akademis terutama maupun Non Akademis sekalipun. Mulai dari tingkat yang paling bawah, level paralel di sekolah, kecamatan sampai di level yang paling tinggi tingkat nasional, pasti mereka anak-anak akademis yang akan diikutkan.
Sepertinya sudah waktunya kita mencoba untuk berpikir bagaimana memberdayakan anak-anak Non Akademis yang secara kemampuan sebenarnya juga bisa dibentuk. Meski proses pembentukannya agak butuh kerja keras guru pembimbing.
Kegiatan upacara bendera sebagai salah satu contoh kegiatan yang bisa mengakomodir siswa Non Akademis. Kemudian kegiatan pertandingan olah raga, perlombaan baca puisi, melukis atau mewarna, dan lain sebagainya.
Pemikiran ini bertolak pada kejadian hari itu, tepatnya Selasa-Rabu, 14-15 Agustus 2018. Saat itu adalah saat pelaksanaan babak penyisihan, semifinal, sekaligus babak final Lomba Cedas Cermat kelas V dalam rangka peringatan HUT Kemerdekaan ke-73 RI.
Masing-masing kelas V dari VA - VD melakukan babak penyisihan berupa kegiatan mengerjakan 120 soal dari 6 mapel. Kemudian masing-masing kelas menentukan 3 siswa dengan nilai tertinggi. Ketiganya kemudian mengikuti babak semifinal sampai terahir babak final.
Pada babak penyisihan menuju semifinal itulah yang membuat kita harus berpikir dari kaca mata berbeda. Kelas putra khususnya kelas VC yang terpilih ternyata bukan anak-anak rangking kelas. Bahkan semua anak rangking 1-5 tidak ada yang masuk ke babak semifinal.
Malahan yang ahirnya sampai melenggang ke babak final mewakili semua siswa putra juga anak Non Akademis. Anak yang mungkin tidak diperhitungkan oleh wali kelasnya akan lolos untuk babak penyisihan saja. Meskipun ahirnya gugur dan tidak menjadi juara.
Hal ini sudah bisa dijadikan gambaran, kalau untuk bidang akademis saja mereka tidak selalu memberikan harapan untuk berprestasi sesuai yang diharapkan. Terlepas dari berbagai alasan yang melatarbelangi mereka tidak bisa lolos dari awal yaitu babak penyisihan lomba Cerdas Cermat itu.
Sekitar 2 bulan yang lalu tepatnya Rabu, 18/7/2018 saat berbicara di hadapan 237 kepala sekolah pada Lokakarya Bantuan Pemerintah Fasilitasi Sarana Kesenian di Satuan Pendidikan Tahap II, di Jakarta, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy mengingatkan pentingnya keseimbangan antara pendidikan akademis dan non-akademis.
"Guru hendaknya bukan hanya mengutamakan kemampuan akademis, seperti membaca, menulis, dan berhitung, tetapi juga kemampuan siswa dalam kemampuan non-akademis, seperti kemampuan berkeseniannya," demikian Mendikbud mengingatkan.
Maka tidak ada salahnya anak Non Akademis diberikan kesempatan untuk sekali waktu merasakan mendapat amanah dalam berbagai kegiatan yang sebenarnya dia lebih memiliki potensi dalam bidang kegiatan tersebut, daripada langsung menunjuk anak akademis karena tidak mau mengambil resiko dengan pembinaan dalam persiapannya.
Ketika proses pembinaan dilakukan terhadap anak non akademis yang memang berpotensi, maka dalam durasi waktu pembinaan yang sama akan memperoleh hasil yang lebih baik dibanding anak akademis tanpa mempertimbangkan potensi atau bakat.
Sehingga ketika kemudian anak non akademis menjadi yang terbaik dalam kegiatan  itu maka, maka apresiasi atas prestasinya menjadi suatu energi yang luar biasa memotivasi bagi dirinya untuk menjadi lebih baik di masa mendatang. Dia berhak memperoleh pujian dari teman-temannya, bahkan gurunya atas prestasi tersebut yang mungkin selama ini sering dimonopoli oleh anak-anak akademis.

Dan bukan tidak mungkin dari anak-anak Non Akademis itu kemudian bisa membanggakan sekolah atau keluarganya dalam berbagai kegiatan yang sebenarnya bisa mereka lakukan.

Abu SaRach 

_*SOLUSI PUNYA RUMAH TANPA BANK, ITG BISA JADI SOLUSI*_

PT. INDO TATA GRAHA
Developer Property Syariah Pertama & Terbesar di Jawa Timur

Di tawarkan dengan konsep Full & pure Syariah

_*Tanpa Bank, Tanpa BI Cheking, Tanpa Riba, Lebih Mudah, Lebih Murah, Lebih Berkah*_

Info Lebih Lanjut Silakan Hubungi :
📲 *0821 4383 9915*

Atau klik link ini:

bit.ly/2Mj7HyJ

atau klik link berikut dan isi sesuai data Anda untuk daftar mengikuti acara Costumer Gathering dan mendapatkan promo-promonya...!!!

https://qopi.me/4f61a6

Komentar