SHOLAT IDUL FITRI DI MALUT 1439 H/2018 M

ADVENTURE#2

LAIN DAERAH LAIN KAIFIYAH

Sholat Idul Fitri, Jumat, 1 Syawal 1439 H/15 Juni 2018 M

Sholat Idul Fitri, memang merupakan Ibadah Sunnah yang istimewa. Pelaksanaan yang cuma 1 kali dalam setahun, membuat kita tak ingin meninggalkannya. 

Jika di Surabaya akan sangat berkesan, salah satunya jika materi khutbah yang disampaikan cukup bagus.  

Artinya bisa meresap kedalam kalbu, karena materi itu sendiri dan ditunjang dengan gaya retorika si khotib yang pas serta tema materi bukan masalah fiqhiyah, yang berat yang kita harus mikir, melainkan tentang keimanan yang membuat dada sampai bergetar karena semangat keimanan.

Minimal itu menurut saya tentang sholat Ied berkesan. Dan tentu semua kita sepakat tentang istimewanya sholat Ied, meski dengan alasan berbeda sisi istimewanya.

Nah sholat Ied di desa Indong Mandioli Utara-Halmahera Selatan- Maluku Utara ini berbeda dan berkesan dari sisi materi khutbah maupun tata cara pelaksanaannya.

Karena di sini masuk Wilayah Indonesia Timur, sehingga tentu saja selisih 2 jam dengan Surabaya yang masuk Wilayah Indonesia Barat.

Saya mengira waktu pelaksanaan sholat Ied lebih cepat 2 jam dibanding Surabaya dengan tetap dimulai pelaksanaannya jam 06.00 waktu setempat.

Ternyata dugaan ini terbantahkan oleh pengumuman takmir masjid saat usai sholat berjamaah Shubuh kepada seluruh masyarakat.

Disampaikan bahwa sholat Ied akan dimulai tepat pukul 08.00 WIT. Dalam hati bergumam :" Iya juga sih, ini adzan Shubuh jam 05.01, sholat Qabliyah Shubuh/Sunnah Fajar, Shubuh berjamaah, dan Dzikir serta Doa bersama tentu 1 jam an, sehingga andai Sholat Ied jam 06.00 WIT dilaksanakan maka tentu tidak akan ada jamaah, kecuali jamaah Sholat Shubuh yang beberapa Shaf saja."

Tentang _Kaifiyah /tata cara saat waktu telah menunjukkan 08.00 WIT, saat sholat akan dimulai, maka takmir masjid di Surabaya biasanya akan mengumumkan penerimaan ZIS dan nama Khatib dan atau Imam Sholat Ied.

Lain  lagi di masjid Nurul Yakin Indong, Halmahera Selatan-Malut. Yang dilakukan di sini adalah salah seorang _Badan Syara'_ sibuk mengatur shaf untuk jalan sang Khatib dan  Badan Syara pengiringnya sambil membawakan jubah warna hijau.
                  
Begitu Khatib yang telah mengenakan jubah hijau   memasuki masjid, 
Penulis mengira sholat Ied dimulai mengingat waktu juga sudah siang jam 8 lebih, ternyata lagi-lagi keliru. 

Khatib memasuki masjid diapit 6 Badan Syara yang berjubah serta berpeci putih, 3 orang di depan Khatib dan 3 orang berada dibelakangnya berjalan beriringan. 

Mereka semua kemudian duduk berjajar di shaf kedua. Dua orang Badan Syara pengiring langsung berdiri kemudian berjalan ke ujung shaf sholat sebelah utara.
                  
Keduanya berjalan sambil membentangkan sorban warna putih lalu menuju kearah selatan ujung shaf dilanjutkan ke shaf belakangnya hingga shaf paling belakang.

Sambil diikuti semua jamaah mereka berdua membaca Shalawat. Ternyata mereka berdua menghimpun infaq jamaah sholat Ied.

Sekitar 08.15 waktu setempat 2   Badan Syara lainya berdiri di tengah jamaah sambil keduanya membawa kain putih seukuran sapu tangan.
                  
Mereka berdua menyuarakan bacaan-bacaan berbahasa Arab yang sepertinya sama namun diulang-ulang. Tidak seberapa jelas terdengar meski sebenarnya jarak tempat shafku dengan keduanya tidak terlalu jauh. Mereka di shaf kedua, sedang penulis di shaf keempat.

Sambil menyuarakan bacaan itu yang menarik perhatian adalah keduanya memutar 1/2 putaran sapu tangan putih tadi searah jarum jam. 

Terkadang keduanya terlihat tidak kompak satu berputar yang lain berhenti sehingga mengundang jamaah yang tersenyum melihatnya. 

Setelah diputar 3x1/2 putaran ke arah kanan, kemudian sapu tangan diputar berbalik ke arah kiri 1x1/2 putaran saja disusul jamaah beranjak berdiri.

Saat berdiri itulah ahirnya terdengar jelas bacaan kedua orang itu ternyata bunyi bacaannya begini : " _Assholaatu jaamiaat minsunnati 'Idzil Fitri Rakhimakumullaah._
diulang-ulang 3 kali.

Sholatpun dimulai sekitar pukul 08.20 an. Khatib naik mimbar setelah sebelumnya Bilal mengumandangkan shalawat dan takbir sambil menyerahkan tongkat. 
                          
Dalam khotbah penutupnya sang Khatib menyampaikan bahwa Idul Fitri merupakan moment paling tepat untuk seorang anak bersimpuh di kaki seorang ibu yang telah bersimbah darah melahirkan kita dari rahimnya sebagai seorang mujahidah sedang beraksi di medang perang.

Khatib yang ternyata Bapak Camat Mandioli Utara itupun menangis sesenggukan saat akan menutup khotbahnya tersebut.

Usai sudahlah sholat Idul Fitri seiring dengan turunnya khatib dari mimbar. Para jamaah kemudian merangsek ke shaf depan bersalam- salaman sebagian yang lain menghambur keluar masjid untuk kemudian saling bersilaturrahim kerumah-rumah.

Di saat yang sama terdengar takmir mengumumkan perolehan ZIS dan Infaq Sorban sebagai Akuntabilitas Publik untuk Masjid.

Badan Syara : Takmir Masjid

 _Alhamdulillah, barakallahu fiikum._


Abu SaRach
Indong, 15 Juni 2018

Komentar